Omsetgo.com - Growth Hacking telah menjadi buzzword di Indonesia, khususnya komunitas startup. Tapi sebenarnya, apa arti Growth Hacking?
Sejarah Growth Hacking
Kata "Growth Hacker" pertama kali diciptakan oleh Sean Ellis pada tahun 2010. Sean Ellis adalah pemilik website GrowthHackers.com (yaitu sebuah website yang membahas tentang Growth Hacking).
Sebelum itu, Sean Ellis telah membantu beberapa perusahaan internet bertumbuh dengan pesat, dan beberapa di antara perusahaan tersebut bahkan 'go public' atau menjadi perusahaan publik (Tbk). Karena itu, Sean menjadi seseorang yang dicari ketika sebuah startup ingin bertumbuh dan menaikkan user base. Sebagai ganti jasanya, Sean biasanya menerima saham dan bayaran dalam bentuk fee.
Dia menjadi seseorang yang membentuk sistem, proses, dan mindset untuk startup yang menggunakan jasanya. Sean berencana untuk meninggalkan setiap startup yang telah dibantunya dan mencari pengganti untuk meneruskan rencananya di setiap startup. Disinilah masalah ditemukan.
Ketika menerima berbagai resume dan CV, meskipun yang tertulis terlihat bagus, tidak ada yang relevan. Kebanyakan memiliki ijazah lulusan pemasaran (marketing) ataupun pengalaman di bidang pemasaran (marketing), tetapi ada sesuatu yang kurang. Dia menyadari bahwa strategi dan taktik yang digunakannya sangat berbeda dengan pemasaran tradisional, dan jika dia merekrut mereka pasti tidak akan cocok.
Sean percaya bahwa di awal sebuah startup, hanya ada satu hal yang penting, yaitu Growth (Pertumbuhan). Maka berbagai keterampilan yang biasa berguna untuk perusahaan besar mungkin tidak diperlukan bagi startup. Startup tidak memerlukan orang yang mengerti cara mengelola vendor eksternal, membangun dan mengelola tim pemasaran, dll.
Sean sadar kesalahannya karena dia memang mencari "marketer", maka yang mengirimkan resume dan CV adalah "marketer". Lalu ia mendapat ide untuk mengganti nama karyawan yang ia cari menjadi "Growth Hacker".
Seorang Growth Hacker bukanlah pengganti marketer. Seorang Growth Hacker juga tidak berarti lebih bagus dari seorang marketer. Ia hanya berbeda. Fokus seorang Growth Hacker hanya Growth (pertumbuhan).
Dengan fokus hanya Growth (pertumbuhan), seorang Growth Hacker bisa saja menghalalkan segala cara dalam berbagai aspek untuk mendapatkan pengguna (user), pelanggan (customer), dsb. Tentu dengan cara yang masih legal dan tidak melawan hukum.
Seorang Growth Hacker bukan hanya mengelola pemasaran (marketing), ia juga:
1. Mengubah produk. Growth Hacker bekerjasama dengan pengembang produk dalam memaksimalkan customer experience dalam menggunakan produk perusahaan. Facebook dan Dropbox adalah contoh produk perangkat lunak yang terus berevolusi, fitur-fitur ditambah dan dikurangi untuk memaksimalkan Growth (pertumbuhan).
2. Mengubah / Menciptakan cara distribusi produk. Growth Hacker bekerjasama dengan marketer, designer, dan product developer untuk mengoptimalkan strategi pertumbuhan perusahaan. Bagaimana produk kita mencapai pengguna dan pelanggan dengan cara yang lebih cepat dan efektif?
Growth Hacking adalah proses eksperimentasi cepat dari segi channel pemasaran dan pengembangan produk untuk menemukan cara paling efektif dan efisien untuk mengembangkan sebuah bisnis.
Dengan mengintegrasikan produk, pemasaran, dan analitik, seorang Growth Hacker dapat meningkatkan pertumbuhan sebuah startup dengan cepat.
Jika Anda merasa pengetahuan ini berguna dan tertarik untuk belajar tentang Growth Hacking, Omsetgo memiliki pelatihan Growth Hacking yang sudah pernah diselenggarakan untuk tim-tim startup internal Telkom Indonesia.
Untuk info pelatihan, Hubungi Training Consultant kami via WhatsApp 087808786899 atau email ke [email protected]
Pelajari lebih lanjut disini: Growth Hacking Masterclass by Omsetgo Digital